Minggu, 02 Desember 2012

Menulis surat perjanjian jual-beli dan surat kuasa

a. surat perjanjian jual-beli
surat perjanjian jual-beli disusun dengan langkah-langkah:
1) Menentukan barang yang akan diperjualbelikan beserta kualifikasi seperti letak atau batasan-batasannya, luas, harganya.
2)  Menentukan pihak-pihak pihak-pihak yangyang terikat dalam perjanjian itu: nama, alamat, pekerjaan, dan usia.
3) Menentukan hak dan kewajiban kedua belah pihak (berdasarkan kesepakatan bersama).
4) Menuliskan kembali rancangan itu menjadi sebuah surat perjanjian yang lengkap disertai tempat dan tanggal, tanda tangan, nama jelas, dan materi.


b. Surat kuasa
surat kuasa disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan pekerjaan atau barang yang dikuasakan.
2) Menentukan pihak-pihak yang memberi dan yang menerima kuasa, termasuk identitas-identitasnya, seperti nama lengkap, alamat, pekerjaan, dan usia.
3) Menentukan kewenangan yang harus dilakukan oleh penerima kuasa.
4) Menuliskan kembali rancangan itu menjadi sebuah surat kuasa yang lengkap, disertai tempat dan tanggal, tanda tanga, nama jelas, dan materi.

diambil dari: buku erlangga; cerdas berbahasa indonesia untuk sma/ma kelas xI





Contoh PUISI

                                   AYAH....

Kau laksana pangeran dalam hatiku
Kau penyejuk dalam ruang jiwaku
Tak pernah kau lelah akan diriku
Akan keluhan keluarga rumahmu

Ayah...
Terik panas tak kau rasa
Hujan rintikpun kau hiraukan
Demi sesuap nasi
Untuk keluarga tercinta

Ayah..
Jika aku marah kau diam
Jikaa kau marah aku melawan
Kau tak sedikitpun berdendam

Ayah
Kau memang istimewa
Jiwamu adalah jiwaku
Kau pelindung kami semua

Aku sayang padamu ayah....

oleh : Eka Ayu Harsita

Apa itu pantun ?


Ditulis oleh Administrator Rabu, 09 November 2011 18:47 Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara, pada umumnya terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya tiap baris terdiri atas empat perkataan.
Kata ini mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik, namun juga bisa berarti sindiran.
Dalam bahasa Jawa, biasa dikenal dengan nama parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan. Pada mulanya ia merupakan sastra lisan, namun sekarang dijumpai juga bentuk yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, yang seringkali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya). Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari dibuatnya karya sastra ini.
Karya sastra ini dinilai baik jika terdapat hubungan makna tersembunyi dalam sampiran, biasa disebut pantun sempurna atau penuh. Sedangkan pada yang kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan persamaan bunyi, dan disebut tak penuh atau tak sempurna.
Karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam (berisi), maka kemudian dikatakan, “sampiran dapat menjadi isi, dan isi dapat menjadi sampiran.”
Pantun yang sering dipakai berisi dua baris dan empat baris. Karmina dan talibun merupakan bentuk turrunannya, karena memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan versi pendek (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah versi panjang (enam baris atau lebih).
Pantun adalah genre sastra tradisional yang paling dinamis, karena dapat digunakan pada situasi apapun. Dalam kehidupan masyarakat Melayu sehari-hari, ini termasuk jenis sastra lisan yang paling populer.
Penggunaannya hampir merata di setiap kalangan: tua-muda, laki-laki-perempuan, kaya miskin, pejabat-rakyat biasa dan sebagainya. Dalam praktiknya, ia diklasifikasi ke dalam beberapa jenis yaitu, Nasihat, Berkasih Sayang, Suasana Hati, Pembangkit Semangat, Kerendahan Hati, Pujian, Teka-teki, Terhadap Perempuan, dan Jenaka.
Pantun juga berfungsi sebagai bentuk interaksi yang saling berbalas, baik itu dilakukan pada situasi formal maupun informal. Pada masyarakat Melayu mengalir berdasarkan tema apa yang tengah diperbincangkan.
Ketika seseorang mulai mengucapkan karya sastra ini, maka rekan lainnya berbalas dengan tetap menjaga tali perbincangan. Pada beberapa daerah seperti Minangkabau dan daerah Melayu lainnya, untuk situasi formal, digunakan ketika meminang atau pembukaan sebuah pidato, sedangkan pada situasi informal seperti perbincangan antar rekan sebaya.
http://www.chairilanwar.com/referensi/7-apa-itu-pantun

Pengertian Dan Ciri-ciri Cerpen

Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya.
Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi atau suatu ketika ( 1988 : 165 ).
Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).
Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat.
Ciri-ciri Cerita Pendek
Di atas penulis kemukakan bahwa masih banyak orang belum mengetahui ciri-ciri sebuah cerita pendek. Mengenai hal tersebut, di bawah ini penulis kemukakan ciri-ciri cerita pendek menurut pendapat Sumarjo dan Saini (1997 : 36) sebagai berikut.
Ceritanya pendek ;
  • Bersifat rekaan (fiction) ;
  • Bersifat naratif ; dan
  • Memiliki kesan tunggal.
Pendapat lain mengenai ciri-ciri cerita pendek di kemukakan pula oleh Lubis dalam Tarigan (1985 : 177) sebagai berikut.
  • Cerita Pendek harus mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  • Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai jalan cerita.
  • Cerita pendek harus mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau tokoh utama.
  • Cerita pendek harus satu efek atau kesan yang menarik.
Menurut Morris dalam Tarigan (1985 : 177), ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai berikut.
  • Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and intensity).
  • Unsur-unsur cerita pendek adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and action).
  • Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive, suggestive, and alert).  
http://unsilster.com/2011/01/pengertian-cerpen-dan-ciri-ciri-cerita-pendek/